Senin, 27 November 2017

Cafe Sawah - Desa Wisata Pujon Kidul Kab. Malang

dok. pribadi
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu..

Hallo, friends. Lama banget aku gak nulis di blogger, gak sibuk dan banyak banget sebenarnya kesempatan untuk menulis, mengetik, atau me-review sebuah pengalaman untuk dibagikan ke kalian. Namun, terkadang tangan ini nempel terus pada mobile phone sehingga mager buat nulis.


Langsung ke topik aja ya, kali ini aku akan sharing tentang Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang Jawa Timur (DWPK) atau biasa disebut Cafe Sawah, nah aku kesini bareng dua temenku yaitu Farah dan Qika. Bisa dikatakan mendadak sih, soalnya kalo kita rencanain jauh-jauh hari kadang gak terealisasi alias wacana doang. Hehehe. Ohya, DWPK ini letaknya emang jauh dari pusat kota, ia terletak di pelosok desa nun jauh disana. Bahkan, jalan untuk mobil atau kendaraan roda empatpun masih sulit untuk menjangkau DWPK ini. Sepertinya desa wisata ini masih baru, soalnya masih dalam proses pembangunan di salah satu sisinya.



dok. pribadi


dok. pribadi
dok. pribadi

Kami berangkat dari Universiitas Muhammadiyah Malang, lalu ke arah barat menuju Kota Batu, melewati Aloon-Aloon Batu, melewati jalan berliku-liku kayak ular (sepertinya hutan), melewati Coban Rondo, abis itu masuk desa kecil dan masuk ke perumahan warga, mencari gang-gang kecil nan sempit, lalu tibalah kami di sawah, yaitu DWPK yang berdekatan dengan sawah dan kebun tomat. Hati-hati ya menuju DWPK, pastikan ban-nya dalam kondisi fit, wkwk. Soalnya jalannya gak semulus Sari Roti.

Tiket masuknya cukup murah, yaitu Rp8000 sudah termasuk tiket masuk, karcis parkir, dan tiket kuliner Rp5000 untuk makan atau minum di salah satu penyedia makanan disitu. Setelah parkir, aku ditempa gerimis rintik-rintik disitu, apa mungkin dataran tinggi ya kok gampang gerimis? Atau pas lagi musim hujan aja? Hahaha.


Ketika mulai jalan, di kanan-kiri jalan ada pedagang buah dan sayur yang harganya terjangkau. Mata kita dimanjakan dengan berbagai jenis bunga, rumah makan yang unik, kolam, gazebo, tomat yang baru dipetik, kuda, dan pemandangan hijau yang luas di depan mata. Entah kenapa suasananya desa sekali, sejuk dipandang mata, dan tidak panas. Salah satu cara untuk kabur dari aktivitas kuliah sejenak. Hehehe.

dok. pribadi


dok. pribadi


dok. pribadi

Baru datang di DWPK, ternyata sudah ada beberapa orang yang mendahului, mereka sedang melangsungkan sarapan di gazebo, foto selfie ria di tulisan legend itu, seperti yang saya lakukan juga. Hehehe. Namun, yang tidak saya sukai di tempat wisata itu selalu terletak pada harga makanan dan minuman yang dua kali lipat lebih mahal ditambah pajak yang mengikuti di belakangnya. Alhasil, saya hanya memanfaatkan tiket kuliner Rp5000 untuk se-porsi es dawet. Ya, buat penyegar mulut aja lah, lagian aku gak lapar-lapar amat. Hehehe, menunya biasa saja kok disini, seperti nasi goreng, mie, omelet dan menu-menu yang sering kita jumpai di kafe atau depot yang ada.


dok. pribadi


dok. pribadi
dok. pribadi

Spot untuk selfie ria juga cukup menarik disini, intinya sabar aja kalo pas lagi rame antre bareng orang-orang. Hehehe. Gak banyak yang bisa aku deskripsikan, soalnya sekali mata memandang langsung bisa melihat DWPK yang gak terlalu luas itu. Catatan ya, yang luas itu hanya sawah dan gunung di belakangnya saja, jadi untuk DWPK nya sendiri kan buatan dan di desain, jadi tidak terlalu luas namun bisa dikatakan cukup untuk menyegarkan pikiran dan mengurangi rasa stress. Hahaha.

Okedeh, cukup segini aja ya. Kapan hari disambung lagi, insyaaAllah. Terimakasih sudah membaca.
Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.. :)